Masuk Sekolah pun Bisa Lewat Jalur Nonakademik lho !!!

BERBEDA dari jalur akademik pada umumnya, penerimaan peserta didik baru (PPDB) melaluijalur nonakademik tidak berdasarkan tes maupun nilai Ujian Nasional siswa. Penerimaan siswa bam jalur nonakademik ini diperuntukkan bagi siswa yang memiliki per-stasi baik di bidang kesenian maupun olah raga. Selain itu, jalur ini juga diperuntukkan bagi siswa yang kurang mampu.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Wahyudin Zarkasyi, jalur nonakademik dibuka untuk memberikan penghargaan bagi siswa yang memiliki prestasi di bidang akademik. Berdasarkan peraturannya, kuota jalur akademik ini sebesar sepuluh persen dari jumlah siswa yang diterima di sekolah tersebut. Siswa berprestasi yang diterima di jalur nonakademik ini minimal memiliki prestasi tingkat kabupaten/kota.
Meskipun demikian, kata Wahyudin, teknis pelaksanaan jalur nonakademik tersebut tergantung dari pemerintah kabupaten/kota masing masing. Termasuk batasan jumlah siswa jalur nonakademik di tiap sekolah.Wahyudin menegaskan, penyelewengan sangat minim kemungkinannya terjadi di jalur nonakademik ini, karena siswa yang masuk diaudit terlebih dahulu kemampuannya,termasuk penghargaan yang telah diraihnya. "Piagam nantinya dilegalisir dulu oleh pusat dan provinsi dan itu tidak mudah," ujar dia.
Meski demikian, dia mengakui masih ada penyelewengan terhadap jalur ini. Bila terbukti melakukan pelanggaran, sekolah tersebut bisa dikenakan sanksi, termasuk siswa yang bersangkutan. Namun sanksi tersebut tidak ditentukan oleh Dinas Pendidikan, melainkan auditor.Selain itu, dia mengakui bahwa sistem ini juga terkadang memiliki kelemahan karena siswa yang masuk jalur nonakademik tidak jarang yang tertinggal prestasi akademiknya dengan temannya. Hal itu bisa disebabkan beberapa faktor, seperti input yang memang tidak bagus atau justru proses belajar mengajar di sekolah lanjutan yang sering terganggu akibat kegiatan siswa tersebut "Bahkan ada beberapa siswa yang tidak bisa melanjutkan sekolah lagi karena kesulitan, ujar dia.
Untuk itulah diperlukan peran sekolah untuk mengawasi dan mendorong prestasi siswa yang bersangkutan agar tidak tertinggal dengan temannya. Hal itu juga bisa dibantu dengan memberikan kursus tambahan bagi siswa tersebut Hal senada diungkapkan Wakil Kepala Bidang Kesis-waan SMAN 7 Bandung, Moh.Achyar. Menurut Achyar, memang pada kenyataannya ada kendala mengenai pembinaan akademik untuk siswa yang masuk dari jalur nonakademik, terutama jalur prestasi. "Kami akui, tidak semua siswa berprestasi nonakademik memiliki kemampuan akademik yang memadai. Perlu pembinaan khusus, sekolah harus memfasilitasi itu dengan memberikan jam tambahan di luar jam sekolah," ujarnya.
Achyar menambahkan, seringkali siswa dari jalur prestasi harus melakukan remedial test, karena mereka tidak bisa mengikuti utangan berbarengan dengan siswa lain atau hasil uj ian nya tidak bagus akibat tertinggal pelajaran. "Bila sudah tidak bisa diapa-apakan lagi, kadang sekolah membantu dengan mengatrol nilai mereka agar memenuhi minimal syarat kenaikan kelas," ungkapnya.Hal seperti itu diakui Achyar sebagai hai yang memang wajar mengingat jadwal kegiatan di luar sekolah mereka cukup padat "Untuk membina prestasi nonakademik mereka juga memiliki jadwal latihan padat Di sini kita harus mengapresiasi hal itu karena mereka mengharumkan nama sekolah dan daerahnya," paparnya.
Kendati demikian, kata Achyar, pada saat menginjak kelas 3, mereka biasanya kembali fokus pada kegiatan akademik dan mengurangi kegiatan non-akademik. "Banyak di antara mereka yang mengikuti les tambahan di luar sekolah untuk mengejar ketertinggalan. Pada akhirnya, belum pernah terjadi siswa berprestasi nonakademik tidak lulus Ujian Nasional," tuturnya.Achyar mengatakan, tahun ini SMAN 7 Bandung akan menerima 26 siswa dari jalur nonakademik, 13 orang untuk siswa berprestasi dan 13 orang untuk kalangan tidak mampu di lingkungan sekolah. Total penerimaan siswa kami tahun ini 256 orang dan 10 persennya dari jalur nonakademik," ungkapnya.
Hal serupa dilakukan SMAN 9 Bandung tahun ini. Sesuai dengan kententuan yang berlaku di Kota Bandung, SMAN 9 Bandung akan menerima 32 siswa dari jalur nonakademik atau sepuluh persen dari total penerimaan sebanyak 320 siswa baru tahun ajaran 2010-2011.Menurut Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 9 Bandung, Iwan Hermawan, pihaknya sudah menerima petunjuk teknis (juknis) untuk pelaksanaan penerimaan jalur nonakademik ini. "Dalam juknis yang kami terima dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, tahun ini kuota jalur penerimaan nonakademik masih sepuluh persen dari total penerimaan siswa baru," katanya.
Iwan mengatakan, berdasar-kan juknis tersebut kuota sepuluh persen tersebut dibagi untuk penerimaan siswa berprestasi dan siswa dari masyarakat tidak mampu di lingkungan sekitar sekolah. "Mengenai pembagiannya telah disesuaikan tergantung dari kluster sekolah tersebut," ungkapnya.Untuk sekolah kluster I, tambah Iwan, ada kemungkinan sebagian besar kuota penerimaan nonakademik digunakan untuk siswa berprestasi. Sementara untuk Kluster II bisa terbagi rata lima persen untuk siswa berpretasi dan lima persen untuk siswa tidak mampu. "Untuk sekolah kluster bawah bisa jadi sebagian besar atau semua kuota nonakademik untuk siswa tidak mampu," ujarnya.
Iwan menegaskan, untuk siswa tidak mampu, persyaratan masuk dari jalur nonakademik adalah surat keterangan tidak mampu dari pemeritah setempat bagi merekayang berdomisili di dekat sekolah. Sementara untuk siswa berprestasi harus menunjukan sertifikat prestasi yang dicapai mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional. "Untuk siswa berprestasi nanti akan ada seleksi untuk melihat kemampuan mereka. Untuk presatasi olah raga biasanya seleksi dilakukan oleh pelatih tim di sekolah yang diberi wewenang penuh oleh sekolah," katanya. (Handri Handriansyah/Tia KomalasarirPR")"*

btemplates

0 komentar:

Posting Komentar